Bitcoin – Uang yang Terdesentralisasi
Sebelum Anda membaca artikel ini, mohon
diperhatikan bahwa artikel ini ditulis dari perspektif ilmu komputer,
bukan dari sudut pandang ekonomi. Oleh karena itu, mungkin ada banyak
detail-detail “ekonomi” di dalam artikel ini yang terlalu
disederhanakan.
Bitcoin adalah sebuah tipe mata uang,
yang digunakan di seluruh dunia dan dapat ditukarkan ke dollar AS
seperti mata uang lain yang kita ketahui. Yang membuat Bitcoin menarik
adalah fakta dimana keberadaannya melahirkan sebuah sistem keuangan baru
yang memadukan unsur modern dan tradisional ke dunia kita, namun dalam
aspek desentralisasi. Istilah “sistem keuangan yang desentralisasi” akan
dijelaskan selanjutnya di dalam artikel ini.
Dua aspek utama yang membuat Bitcoin berbeda dengan sistem keuangan modern seperti dollar AS atau Euro adalah sebagai berikut:
- Desentralisasi: Dalam dunia Bitcoin, tidak ada entitas/lembaga terpusat yang mencetak uang, melainkan uang dicetak oleh para pengguna. Inilah yang menyebabkan Bitcoin muncul sebagai sebuah sistem yang terdesentralisasi.
- Anonimitas: Orang-orang yang menggunakan Bitcoin berharap agar identitas mereka tidak dimunculkan, kebalikan dari apa yang biasanya terjadi ketika kita membeli komoditas secara online di Internet menggunakan kartu kredit, dimana kita harus memasukkan detail-detail personal agar bisa diverifikasi terhadap bank yang kita gunakan.
Di dalam artikel ini, kita akan
membatasi pembahasan pada aspek desentralisasi dari Bitcoin saja. Untuk
aspek anonimitas, akan kita bahas di artikel-artikel selanjutnya.
ANDA ingin mendapatkan omzet ratusan juta rupiah dengan mengikuti trading di bitcoin SILAHKAN ANDA PELAJARI DISINI raih kebebasan finansial.
Untuk cara mudah dan lengkap trading bitcoin di PT. BIT COIN INDONESIA silahkan ANDA PELAJARI DISINI
ANDA ingin mendapatkan omzet ratusan juta rupiah dengan mengikuti trading di bitcoin SILAHKAN ANDA PELAJARI DISINI raih kebebasan finansial.
Untuk cara mudah dan lengkap trading bitcoin di PT. BIT COIN INDONESIA silahkan ANDA PELAJARI DISINI
Desentralisasi
Untuk memahami istilah “sistem keuangan
yang terdesentralisasi”, kita harus sebelumnya memahami apa yang
dimaksud dengan sistem yang ter-“sentralisasi”. Secara informal, sistem
keuangan yang bersifat sentralisasi adalah sebuah sistem keuangan yang
memiliki otoritas sentral, seperti halnya pemerintah, yang
bertanggungjawab untuk semua aspek ekonomi, termasuk mencetak uang,
mengaplikasikan pajak pada laba yang diperoleh oleh publik, mengijinkan
bank-bank untuk membuka rekening untuk masyarakat, menerapkan regulasi
dan berbagai hal lainnya. Hampir semua yang ada saat ini bergerak atas
regulasi dan ketentuan dari pemerintah. Sebagian besar dari transaksi
keuangan yang ada saat ini melibatkan setidaknya satu pihak ketiga,
seperti bank, yang kemudian akan mengaudit dan menyimpan semua detail
transaksi untuk proses pendataan dan penyelesaian sengketa di kemudian
hari, akreditasi, serta proses pengawasan untuk menegakkan hukum.
Berhubung sekarang kita sudah paham
tentang sistem yang tersentralisasi, sekarang kita bisa berargumen bahwa
sistem yang terdesentralisasi adalah sistem yang tidak memiliki
otoritas sentral namun masih bisa bekerja sama baiknya seperti
seakan-akan ada otoritas sentral dibelakangnya. Persyaratan yang perlu
dipenuhi untuk bisa “bekerja dengan baik” sebenarnya agak samar-samar
dan tergantung pada peraturan-peraturan finansial dan hukum yang
diaplikasikan oleh tiap negara di dalam sistemnya. Di sebagian besar
negara, sistem keuangan yang bekerja dengan baik harus memiliki fitur
perpajakan, namun hal ini pun bisa berbeda di satu negara dengan negara
lainnya. Namun, di semua negara (atau federasi), prosedur
percetakan uang yang baik dan terkontrol adalah faktor penentu yang
sangat penting untuk dimiliki oleh setiap sistem keuangan. Sistem
Bitcoin dikatakan memiliki fitur ini, namun apakah sistem ini memiliki
fitur-fitur lain (seperti perpajakan, regulasi, dan sebagainya) masih
tunduk pada interpretasi masyarakat dan mungkin masih bisa berubah
menjadi versi baru yang lebih canggih. Sebelum kita mempelajari
bagaimana Bitcoin bisa diciptakan, mari kita pelajari lebih dalam
tentang pandangan publik terhadap uang dari masa ke masa.
Jika kita lihat sistem-sistem keuangan
yang ada dalam sejarah, kita bisa meneliti bahwa pada tahap awal
perdagangan, orang-orang menggunakan sistem desentralisasi namun
kemudian mereka berpindah ke sistem yang tersentralisasi, dan kini
dengan adanya bantuan dari komunitas kriptografi, sistem keuangan mulai
bergerak kembali ke arah desentralisasi namun tentunya dengan sentuhan
modernisasi. Rangkuman dari pendekatan sistem keuangan yang telah
digunakan dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
Sejarah lama: Sistem Komoditas yang Terdesentralisasi
Sistem ini merupakan sistem yang sangat
sederhana dimana 1 gram emas memiliki harga sebesar 1 gram emas, dan
emas dijadikan dasar alat tukar sehingga pada saat itu dikenal sebagai gold-standard (selanjutnya, silver-standard dan double-standard juga
mulai bermunculan dan dikembangkan). Jaman dahulu terdapat kurs
pertukaran harga dari emas ke barang apapun dan sebaliknya. Dengan
begitu, Anda bisa membeli apa saja yang Anda butuhkan, dengan cara
menukarnya dengan barang yang memiliki harga emas yang sama. Sistem
seperti ini bisa berjalan karena semua orang setuju dan paham bahwa emas
itu bersifat langka, sehingga menjadi sesuatu yang berharga. Tidak
perlu ada otoritas manapun yang harus mengumumkan bahwa sekian gram emas
itu seharga sekian banyak papan kayu, contohnya. Yang terjadi adalah
nilai suatu barang diambil dari nilai fisik mereka, sehingga munculah
sebuah sistem yang terdesentralisasi.
Sejarah baru-baru ini: Sistem sentralisasi dengan mata uang yang dijamin oleh komoditas
Sistem ini melangkah lebih dekat ke arah
sistem keuangan yang kita ketahui saat ini. Dalam sebuah sistem
sentralisasi dengan mata uang yang dijamin oleh komoditas, seorang
pelanggan tidak lagi membeli makanan dengan cara memberikan sejumlah
emas ke penjual, melainkan kini dilakukan dengan cara memberikan
selembar kertas, atau sertifikat, yang ditandatangani oleh pihak bank,
yang menunjukkan bahwa bank tersebut sudah menerima sejumlah emas di
brankasnya. Siapapun yang menggenggam kertas tersebut, dapat mencairkan
emasnya kembali dengan cara memberikannya ke bank, sehingga, kertas
tersebut menjadi bisa dipindahtangankan dan bisa digunakan untuk membeli
makanan atau produk-produk yang lain. Dari sana, kita bisa melihat
bahwa bank adalah titik sentral dari sistem ini karena merekalah yang
menyimpan emas untuk pengguna mereka, dan merekalah yang membubuhkan
tandatangan pada kertas tersebut agar terbukti valid. Titik penting
disini adalah peran dari lembaga perbankan itu sendiri. Bila Anda ingin
bermain di dalam sistem ini, Anda harus percaya pada bank dan bisa
membuktikan bahwa kertas yang dibayarkan oleh seseorang kepada Anda
memang terbukti valid atau, sebaliknya, terbukti memiliki tandatangan
palsu.
Modern: Mata Uang “Fiat” yang Tersentralisasi
Inilah jenis mata uang yang kita ketahui
sekarang karena selalu kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti halnya mata uang yang dijamin oleh komoditas, sistem keuangan
ini juga menggunakan kertas dan koin. Namun dalam sistem keuangan dengan
mata uang Fiat, kertas dan koin ini tidak lagi merepresentasikan barang
tertentu seperti emas atau perak. Kertas ini hanya memiliki nilai
karena ada peraturan dari pemerintah yang mengharuskannya untuk memiliki
nilai; sebagai contoh, bila Anda menjual hot dogs di pinggir jalan di
kota New York, maka Anda harus setuju untuk menerima pembayaran dalam
bentuk dollar AS. Anda tidak menerima dollar AS karena nilai fisiknya
(berhubung bentuknya hanya selembar kertas), namun karena pemerintah
Anda memaksa Anda untuk menerimanya. Dengan begitu, pemerintah
menjadikan dollar AS sesuatu yang sangat sering digunakan saat ini
(bahkan sekarang lebih berguna daripada sebongkah emas). Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, kertas-kertas ini sebenarnya tidak ada harganya,
namun karena regulasi menghendaki demikian, kertas ini akhirnya seharga
dengan nomor yang tertera di dalamnya (nomor-nomor ini dikenal juga
dengan sebutan “face value” dalam dunia ekonomi). Penjelasan diatas juga
menunjukkan alasan mengapa tipe uang yang seperti ini dikenal dengan
istilah “Fiat”, yang diambil dari bahasa Latin dengan arti “biarkan saja
terjadi” berhubung dibuat murni berdasarkan regulasi dari pemerintah
semata tanpa memiliki nilai yang sebenarnya.
Masa Depan: Blockchain yang Terdesentralisasi
Kini lebih mudah bagi kita untuk
memahami apa itu Blockchain dan bagaimana cara kerjanya menggunakan
analogi sebuah rekening bank. Jika Anda memiliki sebuah rekening bank,
Anda mungkin sudah tahu bahwa Anda bisa menanyakan tentang saldo
rekening Anda, dan juga melihat seluruh riwayat transaksi yang pernah
Anda lakukan, contohnya transaksi mengirimkan atau menerima uang via
rekening bank Anda. Bank menyimpan informasi-informasi ini di dalam
catatan pribadi atau database mereka, dan menyediakan data itu kepada
klien bila ditanyakan. Satu-satunya cara untuk mengakses catatan
tersebut adalah melalui pihak banknya langsung, dalam arti Anda tidak
akan bisa mengecek berapa jumlah saldo di rekening bank teman Anda.
Sekarang anggaplah catatan yang digunakan bank tersebut memiliki jumlah
halaman yang tidak terbatas (anggap saja, bank tidak akan mengalami
masalah “kehabisan kertas”). Bank mulai mengisi catatan tersebut dari
halaman pertama, nomor satu, dan terus menulisnya hingga halaman-halaman
berikutnya.
Bank mengikuti dua aturan mengaudit dengan sangat hati-hati, yaitu:
- Tidak dapat diulang – Ketika bank sedang menulis transaksi pada halaman X, maka bank tidak akan mengulang dan mengubahnya kembali ke halaman dengan nomor halaman yang lebih rendah dari X.
- Tersembunyi – Ketika bank sedang menulis di halaman X, maka transaksi-transaksi yang muncul di halaman X belum dinyatakan valid sehingga tidak akan bisa diandalkan ketika klien menanyakan tentang saldo rekening bank mereka (aturan ini tercermin pada cara kerja rekening bank dimana kita perlu menunggu selama beberapa saat sampai akhirnya kita bisa melihat transaksi yang kita lakukan).
Isu penting lainnya adalah biaya transaksi:
Ketika bank memproses transaksi dari Alice ke Bob, maka Alice harus
membayarkan sejumlah uang ke bank sebagai bentuk komisi atas penggunaan
layanan mereka. Biaya transaksi ini jumlahnya tidak tetap seperti yang
terjadi dulu. Sekarang, cara kerjanya murni secara free-market,
dimana Alice memberitahu pihak bank terlebih dahulu bahwa ia hendak
melakukan sebuah transaksi bersamaan dengan jumlah komisi yang ia
setujui untuk dibayarkan ke pihak bank; semakin tinggi komisinya,
semakin tinggi juga kesempatan bagi transaksi Alice untuk dimuat didalam
halaman yang sedang dituliskan oleh bank, dalam arti transaksi tersebut
akan divalidasi lebih cepat oleh pihak bank.
Didesentralisasikan saja!
Apa yang telah dijelaskan di atas
merangkumkan bagaimana cara kerja sistem yang tersentralisasi. Sekarang,
mari kita lihat bagaimana cara kerja sistem yang desentralisasi. Dalam
sistem yang terdesentralisasi, kita harus bisa menemukan suatu cara yang
bisa diandalkan untuk menyimpan data transaksi-transaksi sebelumnya,
tapi tanpa bantuan bank sentral yang mengontrol segalanya. Penting juga
untuk dibahas bahwa ketika tidak ada entitas sentral yang bisa dipercaya
(seperti halnya bank atau pemerintah), kita perlu menemukan suatu
teknik dimana semua orang bisa setuju bahwa suatu objek memiliki nilai,
seperti halnya kertas atau koin, tapi sekarang kita membutuhkannya dalam
bentuk data yang digital. Dalam pembahasan dibawah ini, kita akan
terlebih dahulu mempelajari tentang buku catatan yang terdesentralisasi
dan melihat bagaimana objek digital yang memiliki suatu nilai (uang yang
digunakan) dilahirkan dari sistem.
Jadi, bukannya menggunakan bank,
kita kini memiliki sejumlah juru tulis yang bisa memproses transaksi,
katakanlah, milik Alice. Alice hanya mengetahui sedikit dari mereka.
Ketika Alice ingin mengirimkan uang ke Bob, dia mengirimkan informasi ke
setiap juru tulis yang dia tahu. Informasi ini meliputi nomor rekening
Bob, jumlah uang yang ditransfer, dan jumlah biaya transaksi yang rela
ia bayarkan atas penggunaan layanan tersebut. Setidaknya salah satu dari
juru tulis tersebut, katakanlah namanya Clair, menerima pesan dari
Alice dan melihat bahwa komisi yang ditawarkan jumlahnya cukup untuk
memproses transaksi. Untuk mendapatkan biaya transaksi yang ditawarkan,
Clair harus mencatat transaksi tersebut ke dalam halaman yang saat ini
sedang ia tulis, lalu, ketika halaman tersebut sudah penuh, Clair
berusaha menambahkan halaman ini ke dalam satu buku catatan besar
yang dimiliki oleh semua juru tulis yang ada. Clair melakukannya karena
ia membutuhkan semua juru tulis yang lain untuk setuju bahwa dialah yang memproses transaksi yang ada di halaman tersebut sehingga dialah
yang berhak mendapatkan semua biaya transaksi yang dicantumkan Alice
didalam transaksinya. Ketika semua juru tulis setuju, semua transaksi
yang ada di dalam halaman tersebut akan dinyatakan valid dan Clair akan
menerima semua komisinya.
Seperti yang mungkin telah terlintas di
benak Anda sebelumnya, usaha Clair dalam menambahkan halaman transaksi
baru ke dalam buku besar dan mengajak semua orang untuk setuju dengannya
bukanlah hal yang mudah. Katakanlah saat itu ada juga juru tulis yang
bernama Dan yang juga menerima informasi mengenai transaksi yang ingin
dilakukan oleh Alice, dan Dan ingin menambahkan halamannya ke dalam buku
besar di saat yang bersamaan dengan Clair dimana didalam halaman yang
dibuat Dan tertulis juga transaksi dari Alice ke Bob. Transaksi Alice tidak boleh diproses
dua kali, tentunya, berhubung jika transaksinya diproses dua kali, maka
Alice akan kehilangan uang yang tidak dimaksudkan untuk terkirim ke
Bob. Lalu siapa yang berhak mendapatkan komisi dari Alice? Clair atau
Dan? Jawabannya sangat sederhana: siapa cepat, dia dapat. Jika Clair
memproses halamannya lebih dulu dan mampu meyakinkan semua juru tulis
bahwa dia yang melakukannya, maka halaman Clair akan dimuat di dalam
buku besar. Keadaan ini mengharuskan Dan untuk mengedit halamannya,
karena transaksi dari Alice dan Bob sudah ada di dalam buku besar dan
tidak boleh diproses dua kali.
Di dunia yang sebenarnya, memproses
transaksi menggunakan komputer merupakan sebuah tugas yang sangat mudah,
dan bila dikerjakan menggunakan komputer normal hanya akan membutuhkan
waktu beberapa millisecond saja (atau bahkan bisa kurang), sehingga akan
ada kompetisi yang ketat antara Clair dan Dan, dan situasi dimana
sebagian juru tulis setuju dengan Clair dan sebagian sisanya setuju
dengan Dan sebenarnya sangat mungkin untuk terjadi. Waktu pemrosesan
transaksi harus memakan waktu yang sedikit lebih lama, agar setiap orang
bisa diyakinkan oleh satu juru tulis saja. Hal ini dapat
diselesaikan dengan cara menambahkan teka-teki didalamnya. Untuk semua
halaman yang akan dimasukkan ke dalam buku besar oleh seorang juru
tulis, akan ada sebuah teka-teki yang sulit untuk ditebak. Setiap
halaman akan mendapatkan teka-teki yang unik dan berbeda dengan halaman
lainnya, sehingga halaman yang diproses oleh Clair akan berbeda dengan
halaman yang diproses oleh Dan (meskipun keduanya masih berisi transaksi
milik Alice). Teka-teki untuk Clair akan berbeda dengan teka-teki untuk
Dan, sehingga waktu penyelesaian teka-teki tersebut juga pasti akan
berbeda. Siapapun yang bisa menemukan solusi teka-tekinya terlebih
dahulu, akan memiliki waktu lebih banyak untuk meyakinkan semua orang
agar halamannya disetujui dan ditambahkan ke dalam buku besar.
Jadi sekarang kita sudah tahu bagaimana
caranya uang bisa terkirim, dan bagaimana cara juru tulis mendapatkan
komisi dari setiap tranksasi yang diproses. Tapi apa sebenarnya uang
ini, dan bagaimana Alice bisa mendapatkan sejumlah uang ini untuk
ditransfer ke Bob?
Kita sudah tahu bahwa uang ini tidak
memiliki bentuk fisik berhubung kita tidak mempercayai entitas sentral
manapun untuk mencetak uang dan menyebarkannya ke masyarakat. Untuk
menjawab pertanyaan ini, kita kini merujuk kembali pada para juru tulis
yang sudah dijelaskan di atas dan menyebutnya dengan istilah “penambang”
(miners). Istilah penambang ini mencerminkan kerja keras yang mereka
lakukan, yaitu mencari solusi untuk memecahkan teka-teki yang diberikan,
seperti halnya penambang emas yang berkerja keras untuk menemukan emas
dari dalam tanah.
Sekarang hanya perlu dijelaskan
bagaimana uang ini diciptakan. Seperti yang bisa Anda bayangkan, para
penambang adalah orang-orang yang membawa jenis uang baru ke dunia ini.
Mereka rela mengerahkan kerja keras dan usaha yang besar karena sistem
akan memberikan upah atas kerja keras mereka. Mereka bisa mendapatkan
uang dari biaya transaksi dan juga bisa mendapatkan uang dalam jumlah
tetap untuk setiap halaman yang mereka tambahkan ke dalam buku besar.
Jumlah uang yang diberikan tergolong besar, dan kini berharga sekitar
13,000 dollar AS. Kita harus memperhatikan fitur penting di dunia
Bitcoin – seorang penambang bisa saja tidak mendapatkan apa-apa dari
usaha keras yang mereka kerahkan. Para penambang ini mentaati satu
peraturan penting: Hanya akan ada satu penambang, siapapun yang bisa
menemukan solusi untuk memecahkan teka-teki dalam waktu yang paling
cepat, yang bisa mendapatkan komisi dari biaya transaksi dan juga
mendapatkan uang dalam bentuk koin digital dalam jumlah tetap yang
tercipta berkat usahanya. Bahkan, koin-koin baru dalam jumlah tetap ini
muncul menjadi transaksi pengiriman uang baru yang dimasukkan oleh
penambang tersebut ke halamannya dengan alamat tujuan yang bisa ia pilih
sesuka hati, kebanyakan ke alamat pribadinya.
Gabungkan semuanya
Alice, yang ingin melakukan transaksi
pengiriman uang ke Bob sebenarnya bisa menjadi siapa saja yang memiliki
sebuah aplikasi dompet Bitcoin di smartphone atau PC-nya. Dompet ini
merupakan program yang bisa menyimpan Bitcoin di dalam komputer Anda dan
juga bisa melacak alamat IP para penambang. Penambang yang berada
dibelakang alamat-alamat IP ini akan diberitahu ketika pengguna
menjalankan program yang ada di dalam dompet untuk mengirim uang ke
orang lain; selain itu, dompet ini juga akan menginfokan halaman-halaman
yang baru tercipta ke para penambang dengan alamat-alamat IP tersebut
untuk mengecek apakah uangnya sudah diterima di dompet itu (dalam arti,
apakah seseorang sudah mengirimkan uangnya pada Anda).
Setelah Anda mengabari para penambang
tentang transaksi yang akan Anda lakukan, mereka akan berusaha
memasukkannya ke dalam halaman berikutnya dan menemukan solusi untuk
teka-teki yang terhubung dengan halaman tersebut. Penambang pertama yang
berhasil memecahkan teka-teki itu akan mendapatkan biaya transaksi yang
Anda berikan dan juga uang hadiah dalam jumlah tetap yang diberikan
oleh sistem.
Terakhir, mari kita ganti semua
kata-kata yang ada diatas dengan istilah-istilah resmi yang diberikan
oleh komunitas Bitcoin: sebuah halaman dengan daftar transaksi yang
terpapar jelas diatasnya disebut sebagai “blok” dari
transaksi-transaksi, sehingga buku besar disini dikenal dengan istilah
“block-chain”, berhubung buku besar ini merupakan rantai kumpulan
blok-blok yang ada, dimana tiap blok memiliki sejumlah transaksi
didalamnya yang sudah divalidasi. Teka-teki yang sangat sulit dan
berusaha dipecahkan oleh para penambang sebenarnya adalah sebuah cara
untuk menemukan suatu output dari fungsi hash kriptografi khusus (topik
ini akan dijelaskan pada post berikutnya). Sebagai tambahan, berhubung
para penambang harus mencoba mencari pasangan kunci yang tepat untuk
menyelesaikan teka-teki ini, dan terbukti mereka harus bekerja keras
untuk menemukan solusinya, banyak yang menyebutnya sebagai PoW – proof of work atau bukti hasil kerja.
Artikel ini merupakan terjemahan
dari artikel berbahasa asing yang berjudul “Bitcoin –
Money Decentralization” yang ditulis oleh Avishay Yanay, seorang
peneliti kriptografi di Cryptography Research Group of the Bar-Ilan
Cyber Center. Artikel asli dapat dilihat di link ini.
RAIH KEBEBASAN FINANSIAL SECARA CEPAT DAPAT AMAN DAN TERBUKTI!!!
DENGAN CRYPTO CURRENCY BITCOIN
ATAU
KLIK BANNER DIBAWAH INI
0 komentar:
Posting Komentar